BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

THE ARMY OF IMAM AL MAHDI

Saturday, May 7, 2011

Perintah Jihad

Perintah Jihad fie Sabilillah diturunkan oleh Allah secara bertahap
sesuai dengan pertumbuhan kaum Muslimin. Didalam kitab Al-Mabsut, Syamsuddin
As-Sarkhasyi mengatakan: "Pada mulanya Rasulullah SAW diperintah untuk
memaafkan dan berpaling dari orang-orang musyrik, Firman
Allah:

"Maka ma...afkanlah mereka
dengan cara yang baik." (QS Al-Hijr 85)

"Berpalinglah dari
orang-orang Musyrik." (QS Al-Hijr 94)



Kemudian baginda SAW diperintahkan untuk menyeru mereka
dengan pelajaran dan bantahan yang baik, Firman Allah :

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan
hikmah dan pelajaran dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.." (QS
An-Nahl 125)

Kemudian baginda SAW diperintahkan untuk memerangi orang
yang memulai peperangan, Firman Allah:



"Telah diizinkan
(berperang) bagi orang-orang yang diperangi,
karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu." (QS Al-Hajj 39)

"Maka jika mereka memerangi
kamu maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi
orang-orang yang kafir." (QS Al-Baqarah 191)

"Jika mereka condong kepada
perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS Al-Anfal 61)

Kemudian baginda SAW diperintahkan untuk memulai memerangi
mereka, sama saja mereka memulainya ataupun tidak, Firman
Allah:

"Dan perangilah mereka
supaya tidak ada lagi fitnah." (QS Al-Anfal 39)

"Maka bunuhlah orang-orang musyrikin
itu dimana saja kamu jumpai mereka." (QS At-Taubah 5)

"Aku diperintahkan
memerangi manusia, sehingga mereka bersyahadat bahwa tidak ada Ilah kecuali
Allah dan aku Rasulullah. Apabila mereka telah mengatakan demikian maka
terpeliharalah darah dan harta mereka daripadaku kecuali sebab haknya (mereka
melakukan pelanggaran), sedangkan perhitungan mereka terpulang kepada
Allah."
(HR Bukhari, Muslim, Nasai, Tirmizi, Ibnu Majah)

Maka tetaplah perintah kewajipan Jihad memerangi
orang-orang musyrikin. Perintah tersebut adalah kewajipan yang terus
berlangsung hingga ke hari kiamat.

"Jihad itu wajib sejak aku
diutus oleh Allah, hingga golongan terakhir umatku memerangi Dajjal." (HR
Abu Daud dan Dailami)

"Aku telah diutus
menjelang hari kiamat dengan pedang, hingga manusia beribadah hanya kepada
Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, rezekiku dijadikan-Nya dibawah bayangan
tombakku, dan kerendahan serta kehinaan dijadikan-Nya terhadap orang yang
menyalahi perintahku. Dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk
golongan mereka."
(HR Ahmad dan Tabrani)

Tafsir daripada hadist ini dinukil dari Sufyan bin Uyainah
rahimahullah, beliau mengatakan: "Allah telah mengutus Rasul-Nya SAW
dengan empat pedang:

Pedang yang
digunakan baginda SAW untuk memerangi penyembah berhala Pedang yang
digunakan oleh Abu Bakar as-Siddiq ra. untuk memerangi kaum murtad
Firman Allah:

"kamu perangi mereka atau mereka menyerah."
(QS Al-Fath 16)

Pedang yang
digunakan Umar bin Khattab ra untuk memerangi kaum Majusi dan Ahli Kitab
Firman Allah:

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah..." (QS At-Taubah 29)

Pedang yang
digunakan oleh Ali bin Abi Thalib ra untuk memerangi Al-Mariqin,
An-Nakithin dan Al-Qasitin. Demikianlah yang diriwayatkan dari Ali ra
katanya: "Aku telah diperintah untuk memerangi Al-Mariqin,
An-Nakithin, dan Al-Qasitin
Firman Allah:

"Perangilah (golongan) yang berbuat aniaya
sehingga ia kembali kepada perintah Allah..." (QS Al-Hujarat 9)

Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat tentang tertib
disyariatkannya perang: "Sesungguhnya keadaan kaum muslimin di Makkah
sejak jaman permulaan perutusan Nabi saw dalam keadaan tertindas. Mereka belum
diizinkan Hijrah ataupun Perang. Kemudian mereka diizinkan dan dibolehkan
berhijrah, tetapi belum diwajibkan. Maka berhijrahlah sekelompok kaum muslimin
ke Habsyah. kemudian Allah swt mengizinkan Rasulullah saw untuk hijrah ke
Madinah, selanjutnya diizinkan perang untuk mempertahankan diri. Setelah itu
hijrah diwajibkan kepada orang yang masih berada di Makkah serta serta ada
kemampuan. Kemudian perang diwajibkan kepada kaum muslimin"

Ibnu Taimiyah mengatakan dalam menerangkan tahapan-tahapan Jihad: "Adalah
Nabi saw pada masa awal kerasulannya diperintah berjihad menghadapi orang-
orang kuffar dengan lisan bukan dengan tangan. baginda SAW menyeru mereka,
menasihati dan berdebat dengan mereka dengan cara yang baik. Beliau berjihad
terhadap mereka dengan Al-Quran sebagai Jihad yang besar,

Firman Allah dalam surat Al-Furqan - Surat Makiyyah.

"Oleh itu janganlah engkau
(wahai Muhammad) menta'ati orang-orang kafir, dan berjihadlah menghadapi mereka
dengan Al-Quran dengan Jihad yang besar." (QS Al-Furqan 52)

Rasulullah SAW telah diperintah untuk menahan diri
dari memerangi mereka, kerana baginda SAW masih dalam keadaan lemah, demikian
pula kaum Muslimin.

Kemudian setelah baginda SAW berhijrah ke Madinah, dan dengan sebab
hijrah itu baginda SAW memperoleh penolong, maka baginda SAW diizinkan
melaksanakan Jihad. Kemudian berperang diwajibkan atas kaum muslimin setelah
menjadi kuat, tetapi tidak diwajibkan memerangi orang-orang yang telah
mengadakan perdamaian dengan mereka, kerana mereka belum mampu untuk memerangi
semua kaum kuffar.

Dan setelah Makkah telah terbuka, peperangan dengan Quraisy, para
penguasa Arab telah berakhir, dan utusan-utusan Qabilah Arab datang kepada Nabi
SAW untuk memeluk Islam, Allah ta'ala memerintahkan kepada Nabi SAW untuk
memerangi seluruh orang-orang kuffar, kecuali yang terikat perjanjian yang
sementara dengan kaum muslimin, dan Allah memerintahkan untuk membatalkan
perjanjian yang mutlak".

Dari keterangan keterangan di atas dapatlah kita membuat kesimpulan bahwa
sebelum perintah Jihad itu sampai kepada perintah Jihad yang terakhir, Jihad
terbagi kepada 4 tahap:


1. Jihadul-Kuffar
bil-Qur'an/Jihadud Da'wah Duna Saif (Jihad menghadapi kuffar dengan Al-Quran,
tanpa menggunakan senjata).

2. Fardiyatul-Jihadi ad-Difa'i. (Diwajibkan
Jihad dengan senjata untuk mempertahankan diri)

3. Ibahatul-Jihad al-Hujumi. (Dibolehkannya
Jihad dengan senjata untuk menyerang kaum kuffar).

4. Fardiyatal-Mutlaq (ad-difa'i dan
al-Hujumi/Diwajibkannya Jihad dengan senjata secara mutlak baik untuk
mempertahankan diri maupun untuk melakukan penyerangan terhadap kaum kuffar)

0 comments: